Artikel Islami
Santri di Era Millenial
Di jaman sekarang semua sudah serba praktis dan canggih karena didukung jejaring koneksi internet yang sangat luas. Hal ini berpengaruh kepada santri yang harus mengikuti zaman yang semakin modern. Sebagai santri di era milenial, kita harus aktif dan inovatif dalam menyebarluaskan dakwah agama islam, dan ikut serta dalam menjaga keutuhan NKRI.
Seorang santri milenial, walaupun segala aktivitas sudah praktis dan canggih tetap harus menjaga nama baik sebagai santri. Dia tidak boleh memiliki sikap hanya ingin menunggu yang instan, melunturkan rasa solidaritas, dan bergaya hidup yang mengarah ke barat-baratan. Tetapi seorang santri dituntut melek digital, agar mampu mengelola informasi yang bisa diterapkan dalam aktivitas. Tak hanya pintar dalam mengelola teknologi, tetapi meningkatkan sikap kecerdasan intelektual dan pengetahuan yang tinggi, serta mengasah kemampuan dan keterampilan.
Berpikir secara kritis, kemampuan memecahkan masalah kompleks, dan dapat menemukan problem solver bagi dirinya adalah beberapa kompetensi dasar yang harus dimiliki sebagai santri di era milenial. Hal ini menunjukan jati diri sebagai santri harus terus berpikiran maju dan terbuka, terus mengikuti perkembangan zaman, dan mampu berintegritas antara manusia dengan teknologi.
Namun selain mengikuti peradaban zaman, seorang santri harus memiliki dan membangun hubungan batin yang erat terhadap kyai, guru, juga orang tua. Ketiga komponen ini akan memiliki pengaruh sangat penting bagi keberhasilan santri di lingkup pondok pesantren. Dalam tradisi pesantren, ketika orang tua telah menyerahkan sepenuhnya kepada kyai atau guru untuk dididik, dibina, dan diajarkan ilmu agama dengan harapan dapat memperoleh manfaat dan barokah ilmunya.
Penulis oleh : Fariha Naqia Syabana