Artikel Islami

Kisah Seorang Muallaf yang Berawal dari Kebingungan

Ada seorang pemuda yang menceritakan kisahnya, dulunya ia seorang remaja yang acuh tak acuh dengan yang namanya agama dan tidak diajarkan agama oleh orang tuanya, dia baru belajar agama dari sebuah game, jadinya dia sering mengolok-ngolok agama. 

Namun, keluarganya adalah penganut agama khatolik. Karena ia penasaran mengenai asal manusia, ia bertanya pada pastor pemuka agama khatolik

 “Pastor..Pastor asal manusia dari mana ya?”

Pastor menjawab, “dari Tuhan pencipta semesta alam”

Pemuda itu bertanya lagi, “Kalau begitu Pastor, yang menciptakan manusia dan alam semesta yang mana?, kan ada 3; bapa, putra, atau roh kudus?”

“Lik, 3 Tuhan ini adalah 1, dan 1 Tuhan ini ada 3 entitas. Walaupun ada 3 entitas, dia tetap 1 karena tidak terpisah-pisahkan. 3 tapi tidak terpisah-pisahkan, 1 tapi terpisah. ada 3 walaupun terpisah tetap 1, dia ada 3.” jawab Pastor tersebut.

Dia bingung, maksud Pastor tersebut. Kemudian, pemuda itu lanjut bertanya, “kalau gitu, Pastor kenapa Tuhan ada 3, kenapa tuhan nggak 4, kenapa Tuhan nggak 5?”

“Lik, kamu nggk boleh bilang begitu, karena Tuhan itu 3 dalam 1 dan 1 dalam 3, itulah yang kita yakini dan kamu nggak boleh banyak tanya, itulah keimanan. 

Kalau kamu banyak tanya, berarti kamu belum beriman. ” Kata Pastor tersebut.

Besoknya, pemuda tersebut membaca buku agama yang di dalamnya tertulis: Sebelum Yesus mati di kayu salib, maka dia berkata “Tuhan-tuhan mengapa engkau meninggalkan aku.” Pemuda tersebut pun pergi bertanya lagi kepada Pastor, “Pastor, Yesus ini kan Tuhan, kalau Yesus Tuhan kenapa dia harus panggil Tuhan yang lain?”

Apa kata Pastornya?, “Kalau kamu beriman, kamu nggk banyak tanya, kalau kamu banyak tanya berarti kamu belum beriman.”

Dengan penuh kebingungan, pemuda tersebut pun berkata, “Kalau Tuhan nggak mau saya banyak tanya, harusnya Tuhan nggak usah ciptain saya pakai akal, karena kalau Tuhan ciptain saya pakai akal, saya pasti banyak tanya. Kalau Tuhan mau saya nggak banyak tanya saya diciptain nggak usah pakai akal ajah!”

Kemudian, pemuda itu pun keluar dari agamanya tersebut, dan mencari sendiri asal manusia dari mana. Pemuda itu baru tahu asal manusia setelah belajar biologi pada saat smp, bahwa manusia berasal dari monyet. 

Namun, ia semakin bingung, seharusnya kalau manusia dari monyet, seharusnya monyet sekarang sudah nggak ada.  Kemudian, makin lama ia belajar biologi dan mempelajari pembentukan bayi oleh sperma dan ovum.

Pemuda itu sangat takjub saat mempelajari bagaimana proses pembentukan bayi tersebut. Mulai dari jutaan sperma masuk ke ovum dan bisa membentuk suatu individu baru, yang dalam individu itu ada jutaan sel-sel. Diapun berpikir, Tuhan pasti ada. Nggak mungkin semua itu bisa tercipta dan diatur dengan sendirinya. 

Pertanyaannya, Tuhan itu siapa?, yang mana?, kemudian dia mencari di berbagai agama, mulai dari agama keluarganya yaitu katolik, kemudian lanjut agama hindu, budha, Kristen semuanya sama. Semua belum memuaskan akalnya. Hingga, ia memberanikan diri untuk mencari di Islam. 

Saat pulang sekolah, ia dikeroyokin oleh 7 orang. Tidak bisa melawan, ia hanya bertanya minimal tau mengapa mereka meroyokinya.

“Kenapa saya digebukin?” tanyanya.

“Karena matamu sipit” kata mereka yang meroyokinya.

Dalam pikiran pemuda itu, “Owh..jadi begini yang diajari orang-orang muslim, suka jahatin orang lain, suka nyakitin orang lain, tidak adil, dan sebagainya”

Pemuda itu akhirnya meyakini adanya Tuhan, tapi tidak percaya agama karena pemeluk-pemeluknya.

Akhirnya, ada teman yang mengajaknya untuk bertemu ustadz yang masih muda dan bersama-sama mendiskusikan siapa Tuhan itu?

Ustadz tersebut membawa Al-Qur’an. Pemuda itu pun mengatakan bahwa, ‘saya nggak percaya lagi sama kitab, karena sebelumnya saya pernah baca kitab saya, dan itu tidak memuaskan akal saya.” Uztad itu pun mengatakan bahwa “Al-Qur’an ini beda, beda dengan yang lain.  Jika weda, tripitaka, dan alkitab dibuat oleh manusia. Al-Qur’an ini bukan dibuat oleh manusia, tapi langsung di buat oleh Tuhan Pencipta Semesta Alam.”

Pemuda itu pun tidak yakin, apakah betul langsung dari Tuhan Semesta Alam?

Ustadz itu pun membacakan ayat Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 23, yang artinya : “Dan bila kalian tetap dalam keraguan dengan apa yang kami turunkan terhadap hamba kami Muhammad, maka datangkanlah satu surat yang semacam dengan surat Al-Qur’an itu.”

Pemuda itu pun melihat dan membacanya. ia merasa jleb, kena banget dengan apa yang ia cari selama ini.

 Jika memang Al-Qur’an ini bukan dari Tuhan, maka sudah sejak 1400 tahun lalu sudah ada yang bisa mendatangkan surat semacam Al-Qur’an, tapi tidak. Ternyata ini bener nih! dari Tuhan langsung. 

Pemuda itu langsung masuk Islam, ia merasa ini kebenarannya, yang ia tidak dapat temui di agama-agama yang lain. 

Tapi, kini dia menemukannya dalam kitab agama Islam ini.